Usia baru. Pasti banyak do’a dan harapan yang diinginkan setiap umat. Tarutama ketika bertambahnya usia, karena di usia yg kemarin beberapa harapan belum terwujud, kebanyakan orang berharap di usia nya yang baru ia dapat mengabulkan keinginannya itu.

Salah satunya saya. Alhamdullah di tanggal 27 November kemarin Allah masih memberikan kesempatan untuk menikmati seluruh ciptaannya.
18 tahun sudah saya menikmati semuanya, semoga saya selalu bersyukur atas semuanya. Terimakasih YaAllah….

Salah satu wujud syukur saya atas semuanya yaitu, Allah memberikan kepada saya sosok orang-orang yang sayang kepada saya. Yaitu orangtua dan teman-teman saya. Tanpa mereka, saya tidak akan berguna.

*cut cut*
Kok kayaknya kalimatnya formal banget ya -_-

Oke, Alhamdulillah di usia 18 tahun ini lebih bermakna. Entahlah, padahal biasanya yg seharusnya bermakna yaitu usia 17 tahun. Soalnya usia 17 sudah dianggap sebagai remaja baru. Sudah boleh bikin ktp dan sudah boleh nikah *lah- -a

Yang bikin bermakna di usia sekarang yaitu yang udah aku sebutin tadi, orangtua dan teman-teman.
Hadiah atau kejutan-kejutan yang tak terduga sudah dituangkan sama papa mama di awal usia 18 tahun, tapi maap gabisa bilang disini soalnya semua itu privasi banget. (buat aku sih._.)

Thanks for everything dad and mom, I never forget it. I always remember what did you said :”)

At last, teman-teman yang selalu ada. Terimakasih untuk semuaaa :” sayang banget sama kalian semua.

Dari awal sebelum ultah udah punya rencana. Nggak pengen koar-koar di socmed kalau lagi ultah. Cuma pengen tahu, siapa aja yg masih inget sama ultahku. Dan ternyata Alhamdulillah masih banyak yang inget :”
Thanks for all my friend, you always give me something special :3

Ngejalalin sampai usia 18 tahun nggak akan semudah ini jika tanpa teman-teman yang selalu mendukung. Banyak juga kejutan kejutan yang ikut hadir melengkapi usia yang baru :3

Jadi di hari-H ultah dapet kado special dari teman-teman tersayang. Kebetulan waktu itu lagi les di ruangannya Pak Dar, kurang lebih sekitar 10 orang yang ada di ruangan itu. Terus tiba-tiba ada suara ketukan dari luar pintu, ternyata itu pak satpam. Beliau bawa bungkusan. Terus ditanya mau nyari siapa ternyata mau ngasihkan bungkusan itu buat aku. Mendadak ruangan jadi rame-_- anak-anak mikir itu dari si “itu” gaperlu dibilang lah-_-. Dan ternyata isinya brownies lengkap dengan angka 18 dan wish-nya. Tapi sampe lama banget masih belum tau itu dari siapa, soalnya nggak ada nama pengirimnya. Terus Pak Dar bilang “itu rejeki, sudaah terima ajaa, jangan ditolak”. Yaudah akhirnya dimakan bareng bareng disitu :3

Sekitar sejam nggak konsen sama materi yg disampein, soalnya masih mikir kue itu dari siapa. Eeh ternyata Inas sms gini “pe, besok pisaunya bawaen yaa. Soalnya itu punya umi ku.” Stuck bentar, dan ternyata kua itu dari Inas sama Kiki, padahal Kiki lagi dalam satu ruangan sama aku. Tapi dia sengaja nggak bilang -___- tapi makasiiiih yaa ceman cemaaaan :3

Nggak sampe di situ doang, besoknya H+1 awalnya biasa biasa aja. Begitu di akhir pembelajaran, kalau gasalah waktu PIB. Cobaan datang lagi-_- temen kelas kerja sama dengan guru PIB. Jadi waktu itu aku disuruh ngerjain soal di depan, tapi nggak sendiri. Berdua sama itu-_- terus mendadak kelas jadi rame gara-gara olokan. Bu itu juga ikut ikut-_- berhubung aku sering blank kalau ada cobaan cobaan mental gitu, soal itu gabisa tak kerjakan, padahal gampang. Bodohnya lagi, jawabannya sudah ada di buku temenku, tapi waktu aku nulis di papan, yg aku tulis sama yg aku liat di buku nggak sama-_- Entahlah, betapa rendahnya mentalku.

Beberapa menit setelah itu masuklah 2 begundal-begundal yang sudah merencanakan semua ini dengan diiringi nyanyian “happy birthday to you….” Mendadak kelas jadi rame. Dan malesnya kue itu diserahin sama anak itu. Tingkat keramaian anak-anak mendadak ningkat jadi 5x lipat-_- Prosesi tiup lilin berlangsung seperti layaknya orang ulangtahun (?) tapi belum selesai, setelah tiup lilin ada bonusan lagi. Masuk kolam lele depan kelas-_- hffft. Selalu, di kelasku kalau ada yg ulang tahun wajib dan harus mencicipi sedapnya air kolam lele. 

 Wajah penuh cream dan bau lele-_-
 
  


Kue nya enaaak lhooo :*



Biang kerok ini semua ._.v




Lengkap sudah penderitaan di hari itu. Tapi gapapah, seneeeeengg bangeeettt :3 Terimakasiiiiiih semuanyaaaaaa :3

Beberapa hari yang lalu, waktu gaada orang di rumah, sempat ngerasa kesepian. Bangun-bangun, rumah udah kosong. Papa mama pergi gatau kemana.

Dan seketika itu lagi bayangin sesuatu, kemudian mendadak nangis.
Ngerasa udah jarang kumpul lagi sama papa mama. Udah jarang pergi bareng. Kangen masa-masa kecil, kemana-mana mesti sama mereka. Semenjak memasuki masa SMA udah gapernah kayak dulu lagi.

Sempet ngerasa kalo aku emang yang salah. Disaat papa mama lagi kumpul, aku malah ngerjain tugas-tugas. Akhirnya, meskipun dalam satu rumah ngerasa nggak saling kenal.

Sempet mikir juga, kalo misal nanti mereka ninggalin aku gimanaaa.... Disaat itu juga aku netesin air mata. Deres banget.

Beberapa menit kemudian coba buka socmed biar nggak nangis lagi, ternyata malah salah. Aku makin nagis gara-gara baca catatan temen di facebook.

Aku copas dari temen. Ini note nya .....


PAPA

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?


Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?



Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......

Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.


Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?


Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.


Ketika kamu sudah beranjak remaja....

Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?



Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?


Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...


Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"


Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa


Ketika kamu menjadi gadis dewasa....


Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...

Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.



Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.



Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".


Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"



Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu.....

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.


Dan akhirnya....

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....

Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."



Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

Papa telah menyelesaikan tugasnya....



Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..




NB : Thanks buat yang bikin note ini :')

Apapun, kalo dipikirin pasti gak ada habisnya, apalagi tanpa usaha. Kalo mikirin patjar mah belum seberapa, nggak galau galau amat. Amat aja nggak galau (?). Itu masih mikirin patjar, emang punya patjar? Oke.

Oke lagi. Saya lagi mikirin masa depan #ceileeeeh. "Ntar mau jadi apa?" "Kuliah ambil jurusan apa?" dan yang paling penting "Nanti mau kuliah di mana?".

Setahun itu nggak lama, bentar banget. Tapi kalo sampe UN sih gasampe setahun, belom lagi kepotong liburan-liburannya, palingan cuma 6-8 bulanan u,u
Waktu segituu, kayaknya gak cukup untuk persiapan masa depan. Apalagi anak yang bego kayak aku. Harus ngulang materi yang dulu-dulu. Sedih punya otak dangkal.

Iseng-iseng, tadi buka passing grade FK yang ada di Jawa, and finally...... makin galau. Galau setengah mampus. Grade nya tinggi-tinggi banget.
Papa sih nyaranin di Unair sama UB. Tapi, Unair masuk kategori Universitas yang jual mahal, gara-garanya FK disana udah jadi senior dan jadi salah satu Universitas favorit juga.
Kalo UB? Mereka gamau di nomor dua-in. Yaiyalah, siapa mau di-dua-in (?). Dan rata-rata, hampir semua Fakultas bayarnya mahal. Duit dari mana u,u

Setelah mikir keras dan tak berujung, akhirnya aku coba nanya ke Mama. Enaknya aku kuliah dimana? Mama cuma bilang "Pokoknya harus FK Unair". Disitu, tanpa sadar aku langsung ngebentak Mama. Kayak gini "aku juga pengen sekolah di Unair, bukan cuma Mama. Kita harus milih 2 Universitas. Bolehlah, pilihan pertama Unair, pilihan ke-2 nya apa? Kalo aku cuma milih Unair, ya pasti gabakalan masuk. Seenggaknya ada cadangan kalo gabisa masuk Unair. Mesti kalo diajak rundingan gaada yang mau, milihnya Unair Unair terus. Aku bingung, gatau laah!!". Kemudian langsung masuk kamar, nagis *volume rendah* dan sesenggukan.

Tega yaa? Iya, tega banget akunya -_- itu gasadar, saking jengkelnya sama Mama. Gara-garanya kalo diajakin rundingan jawabnya cuma "Unair Unair Unair" -___-

Pas hampir maghrib Papa pulang. Kayaknya Mama udah cerita. Aku dipanggil langsung diajakin duduk bareng, ngomong baik-baik. Terus ditanyain "kenapa?" Aku langsung jawab "bingung kuliah". Nggak banyak omong, Papa langsung bilang ke aku gini "Papa nyuruh kamu masuk FK itu juga untuk masa depan di akhiratmu nanti, sebenernya Papa nggak maksa kalo kamu punya pilihan lain. Papa pengen kamu masuk di sana bukan karena jadi dokter itu dapet gaji banyak, malah Papa pengen nanti kalo kamu jadi dokter bisa bantu orang yang nggak mampu. Kalo ada orang yang periksa, jangan dikasih tarif yang tinggi. Dan ladang untuk bantu orang kan juga banyak. Kalo masalah kuliahnya, Papa nggak nuntut kamu masuk di Unair. Kalo kamu pengen di UNS ya Papa ngizinin. Tapi seenggaknya coba dulu di Unair. Di sana kan grade nya tinggi, itu juga bisa macu kamu buat belajar. Kalo dari awal pengen masuk UNS terus di UNS ternyata nggak masuk gimana? Sedangkan UNS grade nya nggak terlalu tinggi, akhirnya Unair nggak masuk UNS nya juga gak masuk".

Di tengah-tengah Papa ngomong, aku menyela "tapi Aku ndak terlalu cerdas, sedangkan kemarin kata mas-mas motivator yang ke sekolahku bilang kalo rata-rata yang masuk Unair itu antara 2-3 anak doang dari setiap sekolah. Dan yang diambil itu termasuk anak yang paling cerdas. La aku?". Papa langsung jawab "kalo kamu yakin, InsyaAllah terkabul. Allah aja mengabulkan do'a do'a orang yang beragama selain Islam karena keyakinan mereka..... *kemudian Papa ceramah*. Kalopun ndak diterima di Univ sana, ya mungkin Allah udah nyiapin Univ lain yang lebih bagus dan lebih bisa bantu orang selain jadi dokter. Kan Papa juga gatau. Jadi ya tetep, belajar juga diringi do'a. Kalo nggak deket sama Allah, gimana jadi kekasih Allah, gimana mau dikabulin do'a nya"

Setelah musyawarah mufakat sama Ortu lumayan lama. Akhirnya ada jalan keluarnya. Udah lumayan lega juga habis nangis #cewek. Eeh, lega nya gara-gara nangis apa nemu jalan keluarnya yaa? Dua-dua nya ding :"

Jadi intinya, kalo punya uneg-uneg mending dikeluarin. Jangan dipendem sendiri, jangan dipikirin sendiri. Apalagi kalo mikirin yang seberat gajah ini. Nanti seteres lho, akhirnya gabisa kuliah #upsi.

Oke. Ini ceritaku hari ini. Kalo kamu? *kedip-kedip manja*

Bagaimanapun tak ada akhir untuk keserakahan manusia - Kang Hyeong Joon


Ketika seseorang membenci terlalu lama orang bisa salah menanggapinya dengan kerinduan - Harry Borrison


Cinta harus diekspresikan bila memungkinkan - Joo Jung Myung


Lupakan soal kemarin dan pikirkan tentang hal yang baik saja - Han Jung Woo


Induk ayam berkotek, anak sapi mengeluh dan polisi "berhenti". Setiap orang hidup dg suara mereka masing-masing - Detektif Kim



Aku yakin, pasti semua orang di dunia ini pernah marah. Tapi tingkat kemarahan seseorang pasti berbeda-beda. Begitu pula dengan aku. Entah itu marah kepada seseorang atau marah dengan system sekolah yang terlalu mengekang murid-muridnya untuk selalu dan selalu mengejar nilai.

Pasti hampir semua orang mempunyai tempat unruk melampiaskan kemarahannya. Entah itu kepada benda hidup maupun benda mati atau mungkin mengekspresikannya dengan bagaimanapun, asalkan mereka bisa tenang kembali. Tapi entah kenapa aku tak pernah bisa meluapkan kemarahanku dan menunjukkannya kepada siapapun. Aku lebih merasa tenang setelah aku menuliskan apa yang aku rasakan saat itu.
 

Blog ini. Dia bagaikan buku diary-ku. Dia tahu tentang banyak hal tentang aku. Karena aku tak mau bercerita kepada siapapun. Aku takut, jika aku menceritakannya kepada seseorang itu malah menjadi senjata bagi mereka yang ingin menurunkan harga diriku.  Tapiii, jika mereka tahu alamat blog ku? Aku tak perduli, ini memang kenyataannya dalam hidupku. Dan sebelum aku menuliskan di blog ini, aku memilahnya terlebih dahulu.

Hmmm, seperti yang sudah aku bilang tadi. Setiap orang pasti pernah marah, dan mereka pasti akan mencari sesuatu agar mereka bisa tenang kembali.

Bukan hanya blog, banyak sekali benda mati yang menjadi saksi bisu hidupku. Termasuk jugaaaa, kotak biru itu. Di sini, di blog ini, aku hanya melampiaskan sedikit kemarahanku. Tapi di kotak biru itu? Mereka tau banyak hal apapun tentang aku, begitu juga perjuanganku. Dan aku tak ingin ada orang yang membaca isi dalam kotak itu.

Tapii suatu saat, aku lupa meletakkannya di lemari plastik yang aku gunakan untuk menyimpan buku-buku ku biasanya. Saat itu, kotak biru itu berada diatas tempat tidurku. Karena semalam aku mencurahkan kemarahanku. Tapi sebelum berangkat sekolah aku lupa meletakannya kembali. Dan aku tak berfikir akan ada orang yang masuk kedalam kamarku.

Setelah pulang sekolah, kotak biru yang tadinya berada diatas tempat tidur sekarang berada di atas meja belajarku. Tapi aku tak merasa curiga sedikitpun. Aku hanya berfikir bahwa ada seseorang yang memindahkannya saja karena seprei yang aku gunakan biasanya diganti dengan  yang baru. Tanpa membukanya lagi, aku meletakkannya di lemari plastik biasanya.

Sudah lamaaa sekali aku tak membukanya lagi, karena aku tidak lagi benar-benar marah beberapa bulan ini. Sampai akhirnya aku rindu dengan tulisanku saat aku sedang marah. Perlahan aku membuka kotak itu dan mencoba membaca lagi potongan demi potongan kertas yang sengaja aku sobek kecil-kecil. Sesekali aku tersenyum dan membayangkan betapa marahnya aku saat itu. Sampai akhirnya aku dikejutkan dengan beberapa lembar kertas yang berisi tentang suatu pilihan, tapi aku tak pernah berharap bahwa akan ada jawaban.

Mungkin jawaban itu turun dari tuhan yang Ia kirimkan kepadaku melalui seseorang supaya aku lebih giat lagi dalam menggapai sesuatu.

Yaah, orang itu adalah mama. Mama yang menuliskan jawaban-jawaban itu untukku. Beliau menunjukkan kepadaku, mana yang harus aku pilih. Beliau memilihkan yang terbaik untukku. Aku yakin pasti mama juga tak ingin melihatku bingung dalam memilih sesuatu terutama pilihan untuk mencapai kesuksesan. Dan pasti akan ada tantangan untuk mencapai puncak tertinggi. Makasih Mamaaaaa =))





Aku yakin itu tulisan mama, karena beliau sering membantuku mengerjakan tugas, terutama dalam hal merangkum :DD

"Miracle is another name for an effort" - Kang Tae Joon